BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Makanan adalah kebutuhan pokok yang sangat penting
bagi kehidupan manusia baik secara fisiologi, psikologis, sosial maupun
antropologis. Makanan pokok adalah makanan yang
menjadi gizi
dasar. Makanan pokok biasanya tidak menyediakan keseluruhan nutrisi
yang dibutuhkan tubuh, oleh karenanya biasanya makanan pokok dilengkapi dengan lauk pauk
untuk mencukupkan kebutuhan nutrisi seseorang dan mencegah kekurangan gizi.
Mie instan
merupakan makanan yang sangat populer di Indonesia, digemari berbagai kalangan
dan dijadikan sebagai pengganti nasi. Hal ini disebabkan mie instan memiliki
rasa yang enak, proses penyajian yang mudah dan cepat, jumlah kalori cukup
tinggi, harga relatif murah dan dapat diproduksi dalam berbagai bentuk yang
menarik serta daya simpan yang baik. Karena memiliki daya simpan yang
baik, mie
instan sering dipertanyakan apakah menggunakan bahan kimia sebagai pengawet dalam
proses pembuatannya.
Di samping
itu ada yang menyebutkan bahwa mie instan mengandung lilin sebagai campuran
pembuatan mie instan yang berfungsi agar mie instan tidak lengket saat dimasak.
Kandungan lilin pada makanan dapat
menimbulkan penyakit kanker dalam tubuh. Mie instan juga tidak memenuhi
kebutuhan gizi seimbang bagi tubuh . Walaupun di dalam mie instan terdapat
kandungan karbohidrat dalam jumlah besar tetapi kandungan vitamin, mineral
maupun protein yang ada didalamnya sangat sedikit. Hal itu berbeda jika makan
mie instan dengan campuran bahan lain yang mengandung vitamin seperti
penampahan jenis sayuran seperti wortel, sawi, tomat dll.
1
|
Berdasarkan
alasan tersebutlah, penulis ingin menggali lebih dalam mengenai bahaya mie
instan bagi tubuh di makalah ini.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
mie instan mengandung bahan-bahan kimia berbahaya ?
2. Apakah
ada efek samping atau bahaya dari mengonsumsi mie instan ?
3. Bagaimana
memasak mie instan yang baik dan benar ?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
kandungan-kandungan yang terdapat dalam mie instan.
2. Mengetahui
ada atau tidaknya efek samping dari mengkonsumsi mie instan.
3. Mengetahui
cara memasak mie instan yang baik.
D.
Manfaat
Manfaat
disusunnya makalah ini adalah memberikan wawasan, pengetahuan, dan pembelajaran
kepada mahasiswa Kabupaten Kubu Raya khususnya penulis mengenai kandungan dan
bahaya mi instan bagi tubuh.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Definisi Mie Instan
Mie instan adalah mie yang direbus dan dicampurkan
minyak serta dikonsumsi dengan menambahkan air panas dan bumbu-bumbu yang sudah
ada dalam kemasannya.
Saat ini, Indonesia adalah produsen mie instan yang
terbesar di dunia. Dalam hal pemasaran, pada tahun 2005 Tiongkok menduduki
tempat teratas, dengan 44,3 milyar bungkus, disusul dengan Indonesia dengan
12,4 milyar bungkus dan Jepang dengan 5,4 milyar bungkus. Namun Korea Selatan
mengonsumsi mie instan terbanyak per kapita, dengan rata-rata 69 bungkus per
tahun, diikuti oleh Indonesia dengan 55 bungkus,dan Jepang dengan 42 bungkus(Tabloid
Nova, 2009).
Mie instan banyak disukai orang, terutama orang yang
tidak memiliki banyak waktu. Tetapi banyak orang belum bahwa kandungan gizi
pada mie instan tidak lengkap, perlu tambahan bahan makanan lain agar nilai
gizinya lebih baik. Selain itu mie instan lebih baik direbus sebanyak dua kali,
terutama untuk mie instan berkuah.
Mi instan sudah merupakan salah satu makanan
terfavorit masyarakat Indonesia. Ini karena rasa mi instan yang gurih sekali
karena memakai berbagai bumbu yang tak jarang berbahaya bagi kesehatan seperti
MSG, pengawet buatan, perasa buatan sehingga rasanya jadi seperti rasa ayam,
sapi, bakso, dan sebagainya.
B. Kandungan Mi Instan
3
|
1. Pengental (natrium
polifosfat)
Pengental adalah
bahan tambahan yang digunakan untuk menstabilkan, memekatkan atau mengentalkan
makanan yang dicampurkan dengan air, sehingga membentuk kekentalan tertentu.
Zat aditif ini dapat membantu pembentukan atau pemantapan sistem dispersi yang
homogen pada makanan. Dalam mie instan, pengental yang digunakan adalah natrium polifosfat. Polifosfat memiliki ADI (Acceptable Daily Intake): 7 mg/kg
berat badan dan sudah dilarang penggunaannya di Australia.
2.
Pewarna (tartrazin Cl 19140)
Pewarna adalah bahan yang dapat memberikan atau
memperbaiki warna pada makanan. Dengan menggunakan pewarna, makanan bisa tampak
lebih menarik dan menjadi lebih bervariasi.
Tartrazin CI 19140
menghasilkan warna kuning lemon sehingga memberikan warna kuning yang lebih
menarik. Tartrazin juga digunakan pada produk bukan makanan seperti sabun,
kosmetik, shampoo, moisturizer, pewarna alis, produk perawatan rambut
dan sebagainya. Tartrazin
memiliki ADI : 7,5 mg/kg berat badan.
Pada penggunaannya, dilaporkan muncul reaksi
hipersensitifitas (alergi) pada penderita asma, tumor pada anak-anak dan
intolerasi pada aspirin. Hal itu bisa terjadi karena tertelan tartrazin ataupun kontak langsung kulit
dengan tartrazin. Insidensi kejadian
intoleransi terhadap tartrazin ini relatif sedikit, sehingga disimpulkan
penggunaannya pada dosis minimal masih dianggap cukup aman. Namun, setiap bahan
makanan yang mengandung tartrazin harus disebutkan pada label kemasan.
3. Pengatur Keasaman
Pengatur keasaman berfungsi untuk
pengatur kondisi derajat keasaman (pH) air dalam proses pembuatan mie agar
tepung terigu lebih efektif dalam menyerap air. Semakin banyak air yang
diserap, mie yang dihasilkan jadi lebih empuk dan tidak mudah patah. Yang
sering digunakan adalah natrium karbonat dan kalium karbonat yang juga
merupakan anti kempal di dalam bumbu. Kalium karbonat dan natrium karbonat
sejauh ini tidak menimbulkan efek samping.
Selain zat-zat diatas yang terkandung di dalam mie,
ada juga zat aditif yang terkandung di dalam bumbu mie yaitu:
1. MSG (Monosodium glutamat).
MSG
berfungsi sebagai penguat rasa. Namun jika digunakan secara berlebihan, MSG mempunyai
efek negatif terhadap tubuh.mengkonsumsi MSG sebanyak 12 gram per hari dapat
menimbulkan gangguan lambung, gangguan tidur dan mual-mual. Bahkan beberapa
orang ada yang mengalami reaksi alergi berupa gatal, mual dan panas bukan hanya itu saja MSG juga
dapat memicu hipertensi, asma, kanker serta diabetes, kelumpuhan serta
penurunan kecerdasan.
Dampak lain dari MSG adalah dapat menyebabkan penyakit Fibromyalgia. Penyakit Fibromyalgia
adalah kumpulan rasa nyeri pada hampir seluruh tubuh. Tempat nyeri yang
dirasakan banyak sekali dan bisa sampai 18 titik nyeri.
Tahun
1969 Olney di St. Louis mengadakan penelitian pada tikus putih muda yang diberikan
MSG sebanyak 0,5-4 mg/gram berat tubuhnya. Hasilnya tikus-tikus malang
ini menderita kerusakan jaringan otak. Namun penelitian selanjutnya menunjukkan
pemberian MSG yang dicampur dalam makanan tidak menunjukkan gejala kerusakan
otak.
Asam
glutamat dapat meningkatkan transmisi signal dalam otak dan menurunkan
gamma-asam aminobutirat. Oleh karena itu, mengkonsumsi MSG berlebihan pada
beberapa individu dapat merusak kesetimbangan antara peningkatan dan penurunan
transmisi signal dalam otak (Kurniasih, 2006).
2. Bahan
Penambah Rasa
Bahan
penambah rasa atau flavor selalu digunakan dalam pembuatan mie instan. Bahan
inilah yang akan memberi rasa mie, apakah ayam bawang, ayam panggang, kari
ayam, soto ayam, baso, barbeque, dan sebagainya.
3. Minyak Sayur
Minyak sayur
menjadi bermasalah bila sumbernya berasal dari hewan atau dicampur dengan lemak
hewan. Apabila minyak sayur itu terbuat dari lemak hewan yang haram maka akan
menyebabkan dosa bagi umat muslim.
4.
Solid
Ingredient
Solid ingredient adalah bahan-bahan pelengkap yang
dapat berupa sosis, suwiran ayam, bawang goreng, cabe kering, dan sebagainya.
Titik kritisnya tentu pada sumber hewan yang digunakan. Sama halnya dengan
minyak sayur kehalalan hewan yang digunakan juga sangat perlu diperhatikan.
5. Kecap dan
Sambal
Kecap dan
sambal pun harus kita cermati. Kecap dapat menggunakan flavor, MSG, kaldu tulang
untuk menambah kelezatannya. Dalam hal ini yang harus anda perhatikan dan
dicamkan ialah “Peringatan bagi kita semua bahwa mie instan tidak boleh dimasak
bersamaan dengan bumbunya karena MSG yang terkandung didalamnya bila dimasak
diatas suhu 120°C akan berpotensi menjadi karsinogen pembawa kanker.
6.
Pengawet (natrium benzoat)
Bahan
pengawet digunakan untuk mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman, atau
penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikro organisme. Terutama
kecap dan saus merupakan produk yang kadar airnya cukup tinggi sehingga
diperlukan pengawet untuk menekan pertumbuhan mikroba agar umur simpanannya
lebih panjang. Pengawet yang digunakan adalah natrium benzoat(Dzalfa, 2007).
Natrium
benzoat berwarna putih, granula tanpa bau atau hampir bau, bubuk kristal atau
serpihan. Lebih larut dalam air dibandingkan asam benzoat dan juga dapat larut
dalam alkohol. Benzoat efektif pada pH 2,5-4,0. Dalam bahan pangan, garam
benzoat terurai menjadi bentuk efektif yaitu bentuk asam benzoat yang tak
terdisosiasi. Memiliki fungsi sebagai anti mikroba yang optimum pada pH 2,5-4,0
serta menghambat pertumbuhan jamur.
Berdasarkan
keterangan dari International Programme on Chemical Safety pada
pemakaian hingga 647-825 mg/kg tidak ada keluhan kesehatan. Aturan pemakaian
0,05%-0,10% (500-1000 ppm). Natrium
benzoat memiliki ADI 5 mg/kg berat badan. Tingkat peracunan natrium benzoat pada hewan percobaan
tikus adalah LD50 (50% hewan percobaan mati) lewat mulut sebesar 1940 mg/g
berat badan. Tanda-tanda bahwa tikus mengalami keracunan adalah diare, lemah
otot, tremor dan aktivitas yang berlebihan. Sedangkan pada kucing diberikan
sebesar 450 mg/g berat badan akan memberikan efek kematian yang sama. Kematian
tersebut disebabkan karena terjadi degeneratif pada liver, jantung dan
paru-paru.
7. Tinggi
natrium
Natrium
merupakan kandungan mie instan yang cukup tinggi jumlahnya. Bila kita mengkonsumsi
natrium secara berlebih maka dapat menyebabkan hipertensi, penyakit jantung,
strok dan kerusakan ginjal.
8. Mengandungan
Karbohidrat yang tinggi
Tingginya
kandungan karbohidrat dan tidak memiliki kandungan lain seperti vitamin,
mineral, atau serat dalam mie instan membuatnya dianggap sebagai junk food dan
tidak bisa menggantikan makanan bernutrisi.
Mie instan dianggap sebagai
junk food karena mengandung banyak karbohidrat, tetapi tidak ada vitamin,
mineral atau serat. Makanan ini juga mengandung banyak lemak jenuh dan lemak
trans.
C.
Efek
Samping Mengonsumsi Mie Instan
Banyak
sekali akibat yang ditimbulkan oleh zat aditif pada makanan, mengingat zat
aditif adalah zat karsinogen yang dapat memicu timbulnya sel kanker. Zat aditif
kita konsumsi terus menerus dapat menumpuk di pembuluh arah sehingga dapat
menyumbat aliran darah. Dan apabila hal itu terus berlanjut, kemungkinan tubuh
kita akan banyak terserang penyakit. Mengingat pembuluh darah adalah jaringan
vital dimana darah mengalir membawa zat-zat yang diperlukan tubuh ke seluruh
tubuh dan membawa zat sisanya juga melalui pembuluh darah tersebut. Tidak ada
dampak positif sedikitpun dari zat aditif tersebut bagi tubuh kita melainkan
dampak negatif yang banyak kita rasakan. Penggunaan zat aditif yang ditambahkan
pada makanan dalam jangka panjang dapat mengakibatkan beberapa masalah
kesehatan pada tubuh kita. Dari yang bersifat ringan hingga berat sekalipun.
Berikut ini adalah beberapa dampak negatif dari mie instan:
1. Mencegah
penyerapan gizi
Mie instan mengandung bahan-bahan kimia seperti
pengawet makanan, pewarna makanan, penambah rasa, dsb. Sehingga terlalu banyak makan mie
Instan secara tidak langsung ternyata bisa mempengaruhi penyerapan gizi dan
nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh kita.
2. Menimbulkan Kanker
WHO menyebutkan bahwa
Styrofoam atau polystyrene
dapat
menimbulkan penyakit kanker pada tubuh. Bahan tersebut telah menjadi salah satu bahan paling populer yang
digunakan dalam bisnis pangan, termasuk untuk kemasan mie instan.
3. Kerusakan Jaringan Otak
Mengkomsumsi mie Instant terus menerus sama dengan
menumpuk zat-zat kimia berbahaya dalam tubuh dan efeknya bisa merusakkan sel-sel
jaringan otak. Akibatnya, akan terjadi penurunan transmisi sinyal dalam otak.
Selain itu, kerusakan jaringan sel otak ini. Juga akan memicu penyakit-penyakit
lain. Seperti Stroke atau kelumpuhan.
4. Keguguran
Untuk ibu hamil, resiko
kesehatan akibat dari additive
mungkin tidak langsung kelihatan, tapi menurut Arlene Eisenberg, dalam buku What to Eat When You’re Expecting, ibu
hamil sebaiknya menghindari makanan yang banyak mengandung additive. Bagi balita, bahan-bahan yang sebenarnya tak dibutuhkan
tubuh ini juga bisa memperlambat kerja organ-organ pencernaan.
Sejumlah
wanita hamil yang makan mie instan selama kehamilan mengalami keguguran. Hal
ini karena kandungan bumbu dan pengawet pada mie instan dapat mempengaruhi
perkembangan janin.
5. Gangguan
metabolisme
Konsumsi
mie instan jangka panjang dapat mempengaruhi metabolisme tubuh. Hal ini
disebabkan akumulasi dari zat-zat kimia beracun seperti pewarna makanan,
pengawet dan aditif dalam mie.
6. Kerusakan
organ
Mie
instan mengandung propylene glycol,
bahan anti-beku yang mencegah mie dari pengeringan dengan mempertahankan
kelembaban. Tubuh menyerap zat tersebut dengan mudah dan terakumulasi di
jantung, hati dan ginjal. Hal ini menyebabkan kerusakan dan kelainan organ, dan
juga melemahkan sistem kekebalan tubuh.
7. Gangguan
pencernaan
Mie
instan dapat mengganggu sistem pencernaan. Konsumsi lanjutan dari mie instan
mengakibatkan kembung, sembelit atau tidak teraturnya gerakan usus.
8. Obesitas
Mie
instan adalah salah satu penyebab utama obesitas. Oleh sebab itu kita harus
menghindari mie instan karena mengandung sejumlah besar lemak dan natrium yang
menyebabkan retensi air dalam tubuh.
Mie instan bukan cuma kandungan
nutrisinya yang kurang, tapi juga bisa merugikan kesehatan bagi mereka yang
mengkomsumsinya, salah satunya menurut dokter mie instan penyebab timbulnya
kanker, hal itu disebabkan oleh zat lilin sebagai campuran pembuatan mie instan
yang berfungsi agar mie instan tidak lengket saat dimasak. Walaupun hasil dari
penelitian Badan POM isu lilin yang ada dalam mie instan dinyatakan tidak
benar.
Isu ini ternyata itu tidak benar.
Mengenai isu lilin pada mie instan, Badan POM mengatakan tidak menemukan adanya
bahan tersebut. Mengenai penggunaan lilin ini pun
dibantah oleh salah satu
produsen mie instan di Indonesia, PT Indofood. “Geletinasasi pada mie
disebabkan mie dibuat dengan pengukusan dan penggorengan. Jadi, isu lilin kan
isu lama yang tidak benar,” kata Siegfried, Public Relation PT Indofood cabang
Jawa Barat.
Selain
itu, bahan tambahan makanan dapat menyebabkan anemia dan kepekaan pada
hemoglobin. Perlu diketahui bahwa apabila seseorang terserang anemia, itu
tandanya tubuhnya selalu kekurangan sel darah merah. Hal itu dapat menyebabkan
kurangnya pasokan makanan pada sel-sel tubuh untuk menghasilkan energi, padahal
energi sangat diperlukan untuk melakukan aktifitas dan untuk tumbuh. Namun jika
hal itu terjadi, kemungkinan anak tidak akan mengalami pertumbuhan tubuh yang
sempurna, karena sebagian energi telah habis terpakai untuk beraktifitas.
Sama
halnya dengan masalah kepekatan hemoglobin pada darah. Masalah ini juga cukup
menganggu sistem sirkulasi tubuh. Karena apabila hemoglobin darah itu pekat,
maka oksigen dalam hemoglobin akas sulit untuk didifusi pada sel-sel tubuh.
Akibatnya akan sama seperti pada gejala anemia.
Zat
aditif juga dapat mempengaruhi suasana hati, perilaku dan proses berpikir
seseorang terutama pada anak sehingga mampu menguasai semua perasaan anak, dan
buruknya lagi apabila hal itu sudah sangat parah, anak akan mudah menuruti
semua keinginan yang ingin ia lakukan meskipun tindakan tersebut tidak patut
dilakukan.
D.
Cara
Memasak Mie Instan yang Baik
Untuk makanan seperti mie
instan, asalkan tidak melebihkan kadar maksimum yang ditentukan Badan POM,
yakni 250 mg per kg dan tidak
sering mengkonsumsinya maka masih terbilang aman. Berikut ini cara memasak mie instan yang sehat :
1.
Rebus air
dalam panci sampai mendidih.
2.
Masukin mie
setelah air mendidih
3.
Buang air
rebusan mie yang pertama.
4. Masukan lagi
ke dalam air dingin dan direbus lagi untuk yang kedua.
5. Angkat dan
mie siap untuk di hidangkan.
Berikut
ini tips agar kita tetap sehat meski mengkonsumsi mie instan.
1. Sesaat setelah merebus mie instan, sebaiknya rebusan
mie pertama dibuang dan segera diganti dengan air panas, ini karena zat zat
pengawet yang ada di mie instant tersebut dapat berkurang, bersama air rebusan
yang telah dibuang tadi.
2. Jangan
memasukkan bumbu mie instant ketika mie masih di rebus, karena kandungan
karsinogen yang terdapat di dalam bumbu mie instan dapat menyebabkan kanker.
Akan lebih baik bila bumbu mie instan anda masukkan sesudah mie di rebus, atau
sesaat ketika akan di hidangkan.
3. Jika ingin mengurangi bumbu dalam mie instan, kita
bisa membuat sendiri bumbu mie instan yaitu merica, garam, minyak sayur, bawang
putih dan kemiri.
4. Sebisa mungkin tidak mengkonsumsi mie instan secara
rutin. Usahakan diberi jarak 3 hari jika ingin mengkonsumsi mie instan kembali.
5.
Sebaiknya
saat memasak mie instan, anda tambahkan sayuran segar ke dalamya, seperti sawi,
brokoli, wortel dan sejenis sayuran lainnya. Penambahan sayur ini agar
kandungan gizi pada mie tetap terjaga.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Adapun simpulan yang dapat diambil dari pemaparan
isi makalah di atas yaitu:
1.
Mie
instan adalah makanan alternatif pengganti nasi terfavorit di Indonesia.
2.
Mie
instan mengandung bahan-bahan kimia yang dapat membahayakan bagi tubuh.
3.
Mie
instan mengandung pewarna (tartrazin Cl 19140), pengental, dan
pengatur keasaman.
4.
Selain itu, bumbu pada
mie instan juga mengandung msg, bahan penambah rasa, minyak sayur, solid inggredients, kecap dan sambal,
serta pengawet.
5.
Mie instan dapat menyebabkan penyerapan gizi
terhambat, menimbulkan kanker, kerusakan jaringan otak, keguguran, gangguan
metabolisme, kerusakan organ, gangguan pencernaan, dan obesitas.
6.
Tips memasak mie instan
Sesaat setelah merebus mi instan, sebaiknya
rebusan mi pertama dibuang dan segera diganti dengan air panas, jangan
memasukkan bumbu mi instant ketika mi masih di rebus, membuat bumbu sendiri,
jangan terlalu sering mengkonsumsi, tambahkan sayuran.
B. Saran
Adapun
saran dari tersusunnya makalah ini adalah kita sebaiknya menghindari
mengonsumsi mie instan terlalu karena melihat bahaya yang dapat ditimbulkan
oleh mie instan itu sendiri. Apabila ingin mengonsumsi mie instan sebaiknya
diberi selang waktu 3 hari seperti tips yang telah oleh penulis serta tips-tips
lain yang telah disebutkan sebelumnya.
13
|
DAFTAR
PUSTAKA
AY, Suroso, et.al. 2002. Ensiklopedia sains dan Kehidupan.
Jakarta: Tatituy Samudra Berlian
Dzalfa,
Farida. 2007. Bahan Kimia Alami dan
Buatan. Bandung : CV AMRICO
Kurniasih.
2006. Waspadai Bahan Kimia di Rumah Kita.
Jakarta: Visindo Media Persada
Tim
Redaksi. 2009. Tabloid Nova. Jakarta:
PT Gramedia
Winarno, F.G., 1989. Enzim Pangan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
14
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar