Tutorial Photoshop

Rabu, 30 Agustus 2017

Makalah Bahaya Mi Instan Bagi Tubuh

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Makanan adalah kebutuhan pokok yang sangat penting bagi kehidupan manusia baik secara fisiologi, psikologis, sosial maupun antropologis. Makanan pokok adalah makanan yang menjadi gizi dasar. Makanan pokok biasanya tidak menyediakan keseluruhan nutrisi yang dibutuhkan tubuh, oleh karenanya biasanya makanan pokok dilengkapi dengan lauk pauk untuk mencukupkan kebutuhan nutrisi seseorang dan mencegah kekurangan gizi.
Mie instan merupakan makanan yang sangat populer di Indonesia, digemari berbagai kalangan dan dijadikan sebagai pengganti nasi. Hal ini disebabkan mie instan memiliki rasa yang enak, proses penyajian yang mudah dan cepat, jumlah kalori cukup tinggi, harga relatif murah dan dapat diproduksi dalam berbagai bentuk yang menarik serta daya simpan yang baik. Karena memiliki daya simpan yang
baik, mie instan sering dipertanyakan apakah menggunakan bahan kimia sebagai pengawet dalam proses pembuatannya.
Di samping itu ada yang menyebutkan bahwa mie instan mengandung lilin sebagai campuran pembuatan mie instan yang berfungsi agar mie instan tidak lengket saat dimasak. Kandungan lilin pada makanan  dapat menimbulkan penyakit kanker dalam tubuh. Mie instan juga tidak memenuhi kebutuhan gizi seimbang bagi tubuh . Walaupun di dalam mie instan terdapat kandungan karbohidrat dalam jumlah besar tetapi kandungan vitamin, mineral maupun protein yang ada didalamnya sangat sedikit. Hal itu berbeda jika makan mie instan dengan campuran bahan lain yang mengandung vitamin seperti penampahan jenis sayuran seperti wortel, sawi, tomat dll.
1
Mie instan mengandung zat-zat aditif. Zat aditif ini merupakan bahan baku atau campuran bahan kimia yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan. Fungsi zat aditif tersebut antara lain untuk mengawetkan makanan, mencegah pertumbuhan mikroba perusak pangan, mencegah terjadinya reaksi kimia yang dapat menurunkan mutu pangan, dan membentuk makanan menjadi lebih baik, renyah, serta lebih enak di mulut.
Berdasarkan alasan tersebutlah, penulis ingin menggali lebih dalam mengenai bahaya mie instan bagi tubuh di makalah ini.
       
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah mie instan mengandung bahan-bahan kimia berbahaya ?
2.      Apakah ada efek samping atau bahaya dari mengonsumsi mie instan ?
3.      Bagaimana memasak mie instan yang baik dan benar ?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui kandungan-kandungan yang terdapat dalam mie instan.
2.      Mengetahui ada atau tidaknya efek samping dari mengkonsumsi mie instan.
3.      Mengetahui cara memasak mie instan yang baik.

D.    Manfaat
Manfaat disusunnya makalah ini adalah memberikan wawasan, pengetahuan, dan pembelajaran kepada mahasiswa Kabupaten Kubu Raya khususnya penulis mengenai kandungan dan bahaya mi instan bagi tubuh.








BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Mie Instan
Mie instan adalah mie yang direbus dan dicampurkan minyak serta dikonsumsi dengan menambahkan air panas dan bumbu-bumbu yang sudah ada dalam kemasannya.
Saat ini, Indonesia adalah produsen mie instan yang terbesar di dunia. Dalam hal pemasaran, pada tahun 2005 Tiongkok menduduki tempat teratas, dengan 44,3 milyar bungkus, disusul dengan Indonesia dengan 12,4 milyar bungkus dan Jepang dengan 5,4 milyar bungkus. Namun Korea Selatan mengonsumsi mie instan terbanyak per kapita, dengan rata-rata 69 bungkus per tahun, diikuti oleh Indonesia dengan 55 bungkus,dan Jepang dengan 42 bungkus(Tabloid Nova, 2009).
Mie instan banyak disukai orang, terutama orang yang tidak memiliki banyak waktu. Tetapi banyak orang belum bahwa kandungan gizi pada mie instan tidak lengkap, perlu tambahan bahan makanan lain agar nilai gizinya lebih baik. Selain itu mie instan lebih baik direbus sebanyak dua kali, terutama untuk mie instan berkuah.
Mi instan sudah merupakan salah satu makanan terfavorit masyarakat Indonesia. Ini karena rasa mi instan yang gurih sekali karena memakai berbagai bumbu yang tak jarang berbahaya bagi kesehatan seperti MSG, pengawet buatan, perasa buatan sehingga rasanya jadi seperti rasa ayam, sapi, bakso, dan sebagainya.

B.     Kandungan Mi Instan
3
Mie dibuat dari campuran tepung, minyak sayur, garam, dan beberapa bahan aditif seperti natrium polifosfat ( berfungsi sebagai pengemulsi/penstabil ), natrium karbonat  dan kalium karbonat yang berfungsi sebagai pengatur asam, dan  mie juga ditambahkan zat pewarna kuning (tartrazine). Adapun bahan aditif yang terkandung dalam mie instan yaitu:
1.      Pengental (natrium polifosfat)
Pengental adalah bahan tambahan yang digunakan untuk menstabilkan, memekatkan atau mengentalkan makanan yang dicampurkan dengan air, sehingga membentuk kekentalan tertentu. Zat aditif ini dapat membantu pembentukan atau pemantapan sistem dispersi yang homogen pada makanan. Dalam mie instan, pengental yang digunakan adalah natrium polifosfat. Polifosfat memiliki ADI (Acceptable Daily Intake): 7 mg/kg berat badan dan sudah dilarang penggunaannya di Australia.
2.      Pewarna (tartrazin Cl 19140)
Pewarna adalah bahan yang dapat memberikan atau memperbaiki warna pada makanan. Dengan menggunakan pewarna, makanan bisa tampak lebih menarik dan menjadi lebih bervariasi.
Tartrazin CI 19140 menghasilkan warna kuning lemon sehingga memberikan warna kuning yang lebih menarik. Tartrazin juga digunakan pada produk bukan makanan seperti sabun, kosmetik, shampoo, moisturizer, pewarna alis, produk perawatan rambut dan sebagainya. Tartrazin memiliki ADI : 7,5 mg/kg berat badan.
Pada penggunaannya, dilaporkan muncul reaksi hipersensitifitas (alergi) pada penderita asma, tumor pada anak-anak dan intolerasi pada aspirin. Hal itu bisa terjadi karena tertelan tartrazin ataupun kontak langsung kulit dengan tartrazin. Insidensi kejadian intoleransi terhadap tartrazin ini relatif sedikit, sehingga disimpulkan penggunaannya pada dosis minimal masih dianggap cukup aman. Namun, setiap bahan makanan yang mengandung tartrazin harus disebutkan pada label kemasan.
3.      Pengatur Keasaman
Pengatur keasaman berfungsi untuk pengatur kondisi derajat keasaman (pH) air dalam proses pembuatan mie agar tepung terigu lebih efektif dalam menyerap air. Semakin banyak air yang diserap, mie yang dihasilkan jadi lebih empuk dan tidak mudah patah. Yang sering digunakan adalah natrium karbonat dan kalium karbonat yang juga merupakan anti kempal di dalam bumbu. Kalium karbonat dan natrium karbonat sejauh ini tidak menimbulkan efek samping.
Selain zat-zat diatas yang terkandung di dalam mie, ada juga zat aditif yang terkandung di dalam bumbu mie yaitu:
1.      MSG (Monosodium glutamat).
MSG berfungsi sebagai penguat rasa. Namun jika digunakan secara berlebihan, MSG mempunyai efek negatif terhadap tubuh.mengkonsumsi MSG sebanyak 12 gram per hari dapat menimbulkan gangguan lambung, gangguan tidur dan mual-mual. Bahkan beberapa orang ada yang mengalami reaksi alergi berupa gatal, mual dan panas bukan hanya itu saja MSG juga dapat memicu hipertensi, asma, kanker serta diabetes, kelumpuhan serta penurunan kecerdasan.
Dampak lain dari MSG adalah dapat menyebabkan penyakit Fibromyalgia. Penyakit Fibromyalgia adalah kumpulan rasa nyeri pada hampir seluruh tubuh. Tempat nyeri yang dirasakan banyak sekali dan bisa sampai 18 titik nyeri.
Tahun 1969 Olney di St. Louis mengadakan penelitian pada tikus putih muda yang diberikan MSG  sebanyak 0,5-4 mg/gram berat tubuhnya. Hasilnya tikus-tikus malang ini menderita kerusakan jaringan otak. Namun penelitian selanjutnya menunjukkan pemberian MSG yang dicampur dalam makanan tidak menunjukkan gejala kerusakan otak.
Asam glutamat dapat meningkatkan transmisi signal dalam otak dan menurunkan gamma-asam aminobutirat. Oleh karena itu, mengkonsumsi MSG berlebihan pada beberapa individu dapat merusak kesetimbangan antara peningkatan dan penurunan transmisi signal dalam otak (Kurniasih, 2006).


2.      Bahan Penambah Rasa
Bahan penambah rasa atau flavor selalu digunakan dalam pembuatan mie instan. Bahan inilah yang akan memberi rasa mie, apakah ayam bawang, ayam panggang, kari ayam, soto ayam, baso, barbeque, dan sebagainya.
3.      Minyak Sayur
Minyak sayur menjadi bermasalah bila sumbernya berasal dari hewan atau dicampur dengan lemak hewan. Apabila minyak sayur itu terbuat dari lemak hewan yang haram maka akan menyebabkan dosa bagi umat muslim.
4.      Solid Ingredient
Solid ingredient adalah bahan-bahan pelengkap yang dapat berupa sosis, suwiran ayam, bawang goreng, cabe kering, dan sebagainya. Titik kritisnya tentu pada sumber hewan yang digunakan. Sama halnya dengan minyak sayur kehalalan hewan yang digunakan juga sangat perlu diperhatikan.
5.      Kecap dan Sambal
Kecap dan sambal pun harus kita cermati. Kecap dapat menggunakan flavor, MSG, kaldu tulang untuk menambah kelezatannya. Dalam hal ini yang harus anda perhatikan dan dicamkan ialah “Peringatan bagi kita semua bahwa mie instan tidak boleh dimasak bersamaan dengan bumbunya karena MSG yang terkandung didalamnya bila dimasak diatas suhu 120°C akan berpotensi menjadi karsinogen pembawa kanker.
6.      Pengawet (natrium benzoat)
Bahan pengawet digunakan untuk mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman, atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikro organisme. Terutama kecap dan saus merupakan produk yang kadar airnya cukup tinggi sehingga diperlukan pengawet untuk menekan pertumbuhan mikroba agar umur simpanannya lebih panjang. Pengawet yang digunakan adalah natrium benzoat(Dzalfa, 2007).
Natrium benzoat berwarna putih, granula tanpa bau atau hampir bau, bubuk kristal atau serpihan. Lebih larut dalam air dibandingkan asam benzoat dan juga dapat larut dalam alkohol. Benzoat efektif pada pH 2,5-4,0. Dalam bahan pangan, garam benzoat terurai menjadi bentuk efektif yaitu bentuk asam benzoat yang tak terdisosiasi. Memiliki fungsi sebagai anti mikroba yang optimum pada pH 2,5-4,0 serta menghambat pertumbuhan jamur.
Berdasarkan keterangan dari International Programme on Chemical Safety pada pemakaian hingga 647-825 mg/kg tidak ada keluhan kesehatan. Aturan pemakaian 0,05%-0,10% (500-1000 ppm). Natrium benzoat memiliki ADI 5 mg/kg berat badan. Tingkat peracunan natrium benzoat pada hewan percobaan tikus adalah LD50 (50% hewan percobaan mati) lewat mulut sebesar 1940 mg/g berat badan. Tanda-tanda bahwa tikus mengalami keracunan adalah diare, lemah otot, tremor dan aktivitas yang berlebihan. Sedangkan pada kucing diberikan sebesar 450 mg/g berat badan akan memberikan efek kematian yang sama. Kematian tersebut disebabkan karena terjadi degeneratif pada liver, jantung dan paru-paru.
7.      Tinggi natrium
Natrium merupakan kandungan mie instan yang cukup tinggi jumlahnya. Bila kita mengkonsumsi natrium secara berlebih maka dapat menyebabkan hipertensi, penyakit jantung, strok dan kerusakan ginjal.
8.      Mengandungan Karbohidrat yang tinggi
Tingginya kandungan karbohidrat dan tidak memiliki kandungan lain seperti vitamin, mineral, atau serat dalam mie instan membuatnya dianggap sebagai junk food dan tidak bisa menggantikan makanan bernutrisi.

Mie instan dianggap sebagai junk food karena mengandung banyak karbohidrat, tetapi tidak ada vitamin, mineral atau serat. Makanan ini juga mengandung banyak lemak jenuh dan lemak trans.

C.    Efek Samping Mengonsumsi Mie Instan
Banyak sekali akibat yang ditimbulkan oleh zat aditif pada makanan, mengingat zat aditif adalah zat karsinogen yang dapat memicu timbulnya sel kanker. Zat aditif kita konsumsi terus menerus dapat menumpuk di pembuluh arah sehingga dapat menyumbat aliran darah. Dan apabila hal itu terus berlanjut, kemungkinan tubuh kita akan banyak terserang penyakit. Mengingat pembuluh darah adalah jaringan vital dimana darah mengalir membawa zat-zat yang diperlukan tubuh ke seluruh tubuh dan membawa zat sisanya juga melalui pembuluh darah tersebut. Tidak ada dampak positif sedikitpun dari zat aditif tersebut bagi tubuh kita melainkan dampak negatif yang banyak kita rasakan. Penggunaan zat aditif yang ditambahkan pada makanan dalam jangka panjang dapat mengakibatkan beberapa masalah kesehatan pada tubuh kita. Dari yang bersifat ringan hingga berat sekalipun. Berikut ini adalah beberapa dampak negatif dari mie instan:
1.      Mencegah penyerapan gizi
Mie instan mengandung bahan-bahan kimia seperti pengawet makanan, pewarna makanan, penambah rasa, dsb. Sehingga terlalu banyak makan mie Instan secara tidak langsung ternyata bisa mempengaruhi penyerapan gizi dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh kita.
2.      Menimbulkan Kanker
WHO menyebutkan bahwa Styrofoam atau polystyrene dapat menimbulkan penyakit kanker pada tubuh. Bahan tersebut telah menjadi salah satu bahan paling populer yang digunakan dalam bisnis pangan, termasuk untuk kemasan mie instan.


3.      Kerusakan Jaringan Otak
Mengkomsumsi mie Instant terus menerus sama dengan menumpuk zat-zat kimia berbahaya dalam tubuh dan efeknya bisa merusakkan sel-sel jaringan otak. Akibatnya, akan terjadi penurunan transmisi sinyal dalam otak. Selain itu, kerusakan jaringan sel otak ini. Juga akan memicu penyakit-penyakit lain. Seperti Stroke atau kelumpuhan.
4.      Keguguran
Untuk ibu hamil, resiko kesehatan akibat dari additive mungkin tidak langsung kelihatan, tapi menurut Arlene Eisenberg, dalam buku What to Eat When You’re Expecting, ibu hamil sebaiknya menghindari makanan yang banyak mengandung additive. Bagi balita, bahan-bahan yang sebenarnya tak dibutuhkan tubuh ini juga bisa memperlambat kerja organ-organ pencernaan.
Sejumlah wanita hamil yang makan mie instan selama kehamilan mengalami keguguran. Hal ini karena kandungan bumbu dan pengawet pada mie instan dapat mempengaruhi perkembangan janin.
5.      Gangguan metabolisme
Konsumsi mie instan jangka panjang dapat mempengaruhi metabolisme tubuh. Hal ini disebabkan akumulasi dari zat-zat kimia beracun seperti pewarna makanan, pengawet dan aditif dalam mie.
6.      Kerusakan organ
Mie instan mengandung propylene glycol, bahan anti-beku yang mencegah mie dari pengeringan dengan mempertahankan kelembaban. Tubuh menyerap zat tersebut dengan mudah dan terakumulasi di jantung, hati dan ginjal. Hal ini menyebabkan kerusakan dan kelainan organ, dan juga melemahkan sistem kekebalan tubuh.
7.      Gangguan pencernaan
Mie instan dapat mengganggu sistem pencernaan. Konsumsi lanjutan dari mie instan mengakibatkan kembung, sembelit atau tidak teraturnya gerakan usus.

8.      Obesitas
Mie instan adalah salah satu penyebab utama obesitas. Oleh sebab itu kita harus menghindari mie instan karena mengandung sejumlah besar lemak dan natrium yang menyebabkan retensi air dalam tubuh.
Mie instan bukan cuma kandungan nutrisinya yang kurang, tapi juga bisa merugikan kesehatan bagi mereka yang mengkomsumsinya, salah satunya menurut dokter mie instan penyebab timbulnya kanker, hal itu disebabkan oleh zat lilin sebagai campuran pembuatan mie instan yang berfungsi agar mie instan tidak lengket saat dimasak. Walaupun hasil dari penelitian Badan POM isu lilin yang ada dalam mie instan dinyatakan tidak benar.
Isu ini ternyata itu tidak benar. Mengenai isu lilin pada mie instan, Badan POM mengatakan tidak menemukan adanya bahan tersebut. Mengenai penggunaan lilin ini pun
dibantah oleh salah satu produsen mie instan di Indonesia, PT Indofood. “Geletinasasi pada mie disebabkan mie dibuat dengan pengukusan dan penggorengan. Jadi, isu lilin kan isu lama yang tidak benar,” kata Siegfried, Public Relation PT Indofood cabang Jawa Barat.
Selain itu, bahan tambahan makanan dapat menyebabkan anemia dan kepekaan pada hemoglobin. Perlu diketahui bahwa apabila seseorang terserang anemia, itu tandanya tubuhnya selalu kekurangan sel darah merah. Hal itu dapat menyebabkan kurangnya pasokan makanan pada sel-sel tubuh untuk menghasilkan energi, padahal energi sangat diperlukan untuk melakukan aktifitas dan untuk tumbuh. Namun jika hal itu terjadi, kemungkinan anak tidak akan mengalami pertumbuhan tubuh yang sempurna, karena sebagian energi telah habis terpakai untuk beraktifitas.
Sama halnya dengan masalah kepekatan hemoglobin pada darah. Masalah ini juga cukup menganggu sistem sirkulasi tubuh. Karena apabila hemoglobin darah itu pekat, maka oksigen dalam hemoglobin akas sulit untuk didifusi pada sel-sel tubuh. Akibatnya akan sama seperti pada gejala anemia.
Zat aditif juga dapat mempengaruhi suasana hati, perilaku dan proses berpikir seseorang terutama pada anak sehingga mampu menguasai semua perasaan anak, dan buruknya lagi apabila hal itu sudah sangat parah, anak akan mudah menuruti semua keinginan yang ingin ia lakukan meskipun tindakan tersebut tidak patut dilakukan.

D.    Cara Memasak Mie Instan yang Baik
Untuk makanan seperti mie instan, asalkan tidak melebihkan kadar maksimum yang ditentukan Badan POM, yakni 250 mg per kg dan tidak sering mengkonsumsinya maka masih terbilang aman. Berikut ini cara memasak mie instan yang sehat :
1.      Rebus air dalam panci sampai mendidih.
2.      Masukin mie setelah air mendidih
3.      Buang air rebusan mie yang pertama.
4.      Masukan lagi ke dalam air dingin dan direbus lagi untuk yang kedua.
5.      Angkat dan mie siap untuk di hidangkan.

Berikut ini tips agar kita tetap sehat meski mengkonsumsi mie instan.
1.      Sesaat setelah merebus mie instan, sebaiknya rebusan mie pertama dibuang dan segera diganti dengan air panas, ini karena zat zat pengawet yang ada di mie instant tersebut dapat berkurang, bersama air rebusan yang telah dibuang tadi.
2.       Jangan memasukkan bumbu mie instant ketika mie masih di rebus, karena kandungan karsinogen yang terdapat di dalam bumbu mie instan dapat menyebabkan kanker. Akan lebih baik bila bumbu mie instan anda masukkan sesudah mie di rebus, atau sesaat ketika akan di hidangkan.
3.      Jika ingin mengurangi bumbu dalam mie instan, kita bisa membuat sendiri bumbu mie instan yaitu merica, garam, minyak sayur, bawang putih dan kemiri.
4.      Sebisa mungkin tidak mengkonsumsi mie instan secara rutin. Usahakan diberi jarak 3 hari jika ingin mengkonsumsi mie instan kembali.
5.      Sebaiknya saat memasak mie instan, anda tambahkan sayuran segar ke dalamya, seperti sawi, brokoli, wortel dan sejenis sayuran lainnya. Penambahan sayur ini agar kandungan gizi pada mie tetap terjaga.


















BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Adapun simpulan yang dapat diambil dari pemaparan isi makalah di atas yaitu:
1.      Mie instan adalah makanan alternatif pengganti nasi terfavorit di Indonesia.
2.      Mie instan mengandung bahan-bahan kimia yang dapat membahayakan bagi tubuh.
3.      Mie instan mengandung pewarna (tartrazin Cl 19140), pengental, dan pengatur keasaman.
4.      Selain itu, bumbu pada mie instan juga mengandung msg, bahan penambah rasa, minyak sayur, solid inggredients, kecap dan sambal, serta pengawet.
5.       Mie instan dapat menyebabkan penyerapan gizi terhambat, menimbulkan kanker, kerusakan jaringan otak, keguguran, gangguan metabolisme, kerusakan organ, gangguan pencernaan, dan obesitas.
6.      Tips memasak mie instan Sesaat setelah merebus mi instan, sebaiknya rebusan mi pertama dibuang dan segera diganti dengan air panas, jangan memasukkan bumbu mi instant ketika mi masih di rebus, membuat bumbu sendiri, jangan terlalu sering mengkonsumsi, tambahkan sayuran.

B.     Saran
Adapun saran dari tersusunnya makalah ini adalah kita sebaiknya menghindari mengonsumsi mie instan terlalu karena melihat bahaya yang dapat ditimbulkan oleh mie instan itu sendiri. Apabila ingin mengonsumsi mie instan sebaiknya diberi selang waktu 3 hari seperti tips yang telah oleh penulis serta tips-tips lain yang telah disebutkan sebelumnya.

13
 
DAFTAR PUSTAKA
                                 
AY, Suroso, et.al. 2002. Ensiklopedia sains dan Kehidupan. Jakarta: Tatituy Samudra Berlian
Dzalfa, Farida. 2007. Bahan Kimia Alami dan Buatan. Bandung : CV AMRICO
Kurniasih. 2006. Waspadai Bahan Kimia di Rumah Kita. Jakarta: Visindo Media Persada
Tim Redaksi. 2009. Tabloid Nova. Jakarta: PT Gramedia
Winarno, F.G., 1989. Enzim Pangan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
14
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar